Keluhan Hati
Di dalam senyap gelap malam, kucoba telusuri dinding hati,dan kucium pasrah dinginya angin, bersama jiwa yang terbasuh cahaya Ridho Illahi. lapar kehampaan sukma iniakan untaian kalimat-kalimat suci, haus dahaga roh-roh ini akan kedamaian dalam diri. dapatkah yaIlahi aku melangkah bersama angin, diantara tajamnya kerikil-kerikil kehidupan, haruskah juga aku tersenyum bahagia titengah- tengah anak badai topan,ataukah aku harus menangisi diatas tepuk tangan berlumur darah.
cobaan tidak henti-hentinya datang laksana deruan ombak samudra yang mendekat menyapa sisiran pantai, namun gugusan bukit perjuangan masih terlalu jauh untuk aku tempuh, bentangan samudra kebajikan pun terlalu dalam unduk dapat aku selami, dan lintasan cakrawala keagungan terlalu tinggi membias diatas langit -langit kesucian pun diriku tidak mampu untukmeraih. Dan mungkin saat gundah selalu saja mendekap erat serpihan asa, pengampunan ini masih tersisa mendekam dalam naungan jiwa.
Ibu adakah yang lebih indah dari itu untuk aku memanggil namamu, engkau telah memberi aku semuanya yang Tuhan tidak ingin memberi itu secara langsung kepadaku. Engkau mencurahkan semua cinta kasihmu karena Tuhan masih enggan untuk langsung menyapaku, diriku terlalu hina dihadapan-Nya, jiwa ini terlalu kotor untuk menyentuh cahaya suci-Nya, hingga diri-Nya harus menciptakan engkau sebagai cermin akan semua dosa-dosaku.
Semenjak hari kelahiranku, engkau dengan tulus memberi semua perhatianmu, saat aku masih dalam kandungan engkau dengan setia dan tabah menjagaku, membelai dan mendekap aku tanpapernah berkeluh dan putus asa. Apapun yang aku minta engkau selalu memberi meskiaku belum dapat berbicara, hatimu begitu peka melebihi kepekan telinga manusia lainya.
Engakau penuhi jiwaku dengan semua air susumu, engkau rajut sukmaku dengan
semua kepedulianmu ,hati ini senantiasa engkau temani dngan segenap kekurangan dan kelebihanmu
Dikutip dari buku lembaran putih sang kekasih "by : Achmad Mufid AR".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar